Tampilkan postingan dengan label Buku Sastra - Drama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buku Sastra - Drama. Tampilkan semua postingan

GERR, Putu Wijaya

Judul/Title: GERR
Penulis/Author: Putu Wijaya
Penerbit/Publisher: Balai Pustaka
Edisi/Edition: 1992
Halaman/Pages: 69
Dimensi/Dimension: 15 x 21 x 0.3cm
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 50.000
Call No.: 812/Wij/g/C.1
Status: Ada/Available

***

Putu Wijaya adalah penulis drama yang karya-karyanya banyak digemari orang. Cerita lakon Gerr ini berisi sindiran-sindiran yang terutama ditujukan kepada sekelompok orang yang suka memaksakan kehendaknya pada orang lain. Bahasanya kocak, menggunakan istilah-istilah yang banyak dipergunakan oleh anak-anak muda masa kini, sehingga adengan-adegannya menjadi hidup dan menarik.

TENTANG BERMAIN DRAMA, Rendra

Judul/Title: Tentang Bermain Drama
Penulis/Author: Rendra
Penerbit/Publisher: Pustaka Jaya
Edisi/Edition: III/1982
Halaman/Pages: 95
Dimensi/Dimension: 15 x 21 x 0.8cm
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Rp. 80.000
Call No.: 812/Ren/t/C.1
Status: Ada/Available


***

Dramawan atau lebih dikenal sebagai Rendra dilahirkan di Sala 7 November 1935 ini dapat dipandang sebagai salah seorang pelopor drama kontemporer Indonesia, baik dalam konsepsi, penulisan naskah maupun pementasan.

Ayahnya seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa Kuna, sedangkan ibunya pernah menjadi penari keraton Yogya. Rendra pun serang penyair, penulis cerita pendek, dan seorang deklamator yang pernah memenangkan beberapa sayembara deklamasi.

Ia pernah menuntut pelajaran pada Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, kemudian memperdalam pengetahuannya di bidang drama pada American Academy of dramatical Arts di Amerika.
Gubahan dramanya Orang-Orang di tikungan Jalan memperoleh hadiah pertama dari Departemen Pendidikan Kebudayaan tahun 1954. Sebagai sutradara dan aktor ia terkenal karena pementasan drama-drama klasik dan modern, antara lain Hamlet, Oidipus Sang Raja, Oidipus di Kolonus, Antigone, Qasidah Barjanzi, Lysistrata, Menunggu Godot, Mastodon dan Burung Kondor, Perjuangan Suku Naga dan Bip-Bop yang banyak menarik perhatian. Karya-karyanya yang terakhir banyak mengungkapkan masalah-masalah kemasyarakatan. Terjemahannya Oidipus Sang Raja, Oidipus di Kolonus dan Antigone karya Sophokles sudah diterbitkan oleh Pustaka Jaya.

Sebagai penyair ia telah menerbitkan kumpulan sajaknya:
Ballada orang-orang tercinta (1957), Empat Kumpulan Sajak (1961), dan Blues untuk Bonnie (1971) serta Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972) yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya.

Sebagai penghargaan atas aktivitas dan kreativitasnya, Pemerintah Republik Indonesia memberikan Anugerah Seni tahun 1969, sedangkan Akademi Jakarta memberikan hadiah kepadanya tahun 1975.

Buku tentang bermain drama ini merupakan pedoman pokok bagi calon aktor, yang ditulis dengan bahasa dan analisa yang jelas tentang seluk beluk akting dan teater; bagaimana seorang aktor seyogyanya muncul diatas pentas, pembawaan dialog, mimik gerakan anggos badan dan sebagainya.

TRADISI TEATER ABSURD, Soebakdi Soemanto S.U.

Judul/Title: Tradisi Teater Absurd
Penulis/Author: Soebakdi Soemanto
Penerbit/Publisher: Universitas Gadjah Mada
Edisi/Edition: 1989
Halaman/Pages: 86
Dimensi/Dimension: 21 x 29 x 1cm
Sampul/Cover: Paperback
Bahasa/Language: Indonesia
Harga/Price: Tidak Dijual/Not for Sale
Call No.: 792/Soe/t/C.1
Status: Ada/Available

***
Pada dekade 1950-an di dunia barat muncul satu kelompok teatrawan yang menolak digolongkan ke dalam aliran kesenian tertentu: romantisme, naturalisme, realisme. Mereka menyatakan diri lebih menaruh perhatian kepada manusia secara umum dalam keadaan sulit. Agaknya, munculnya sejumlah teatrawan ini tidak begitu saja. Ada dugaan yang hampir pantas diyakini bahwa mereka merupakan pelanjut dari gagasan Albert Camus ( 1913-1960) yang dituangkan dalam esainya yang terkenal The Myth of Sysyphus, yang terbit pertama kali pada tahun 1942. Dalam karangan itu, Camus (1955) melukiskan seorang tokoh, Sysyphus, yang melakukan kegiatan aneh. Ia mendorong sebongkah batu besar ke puncak bukit yang tidak pernah dicapainya. Setiap kali puncak itu hampir dicapainya, batu itu terguling ke bawah, dan ia mengulanginya kembali. Demikian terus-menerus melakukannya.